Jokowi Minta Teliti Keselamatan Kratom, BPOM: Masih Tahap Uji Hewan

Jakarta –

Ri Joko Widodo menginstruksikan Kementerian Kesejajaran, Badan Kajian dan Perkembangan Nasional (BRIN), dan Badan Pengawas Perawatan dan Minuman (BPOM) Untuk melanjutkan Kajian tentang aspek Keselamatan kratom.

Plt Kepala BPOM RI Rizka Lucia Andalusia, mengungkapkan Di ini Studi Yang Terkait Bersama tanaman kratom berada Di tahapan in vivo atau pengujian Pada organisme hidup Di hewan.

“Ujinya Terbaru sampai in vivo. Tentu, kalau sudah sampai tahap-tahapan tertentu, BPOM Berencana mengawal sesuai Bersama kewenangannya,” jelas Rizka Di keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (21/6/2024).

Rizka menjelaskan Di melakukan Studi ini, BPOM bertindak sebagai pengawas sesuai Bersama kewenangannya. Ada beberapa tahapan yang harus dilewati, mulai Di uji praklinik, Lalu uji in vivo, hingga uji klinik.

Pengujian tersebut merupakan standar baku yang perlu dipenuhi Untuk memastikan mutu dan Mutu Di kratom.

“BPOM sudah berkomunikasi Bersama BRIN, nanti Berencana mengawal sesuai standar yang ada. Kalau setiap tahapan, kita melihat apakah protkolnya itu sudah sesuai apa belum, sudah bisa membuktikan apa yang diharapkan apa tidak,” terangnya.

Rizka mengatakan sampai Di ini, Studi kratom ini masih belum selesai.

Dikutip Di laman Badan Narkotika Nasional (BNN), United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) mengklasifikasikan kratom sebagai NPS atau New Psychoactive Substance Sebelum 2013. BNN sendiri merekomendasikan kratom Untuk masuk Hingga Di narkotika golongan 1.

Daun kratom mengandung beberapa jenis senyawa alkaloid yang dapat digunakan Untuk tujuan Perawatan, seperti 7-hydroxymitragynine, speciogynine, dan paynantheine.

Senyawa 7-hydroxymitragynine dan speciogynine Memperoleh efek sebagai Perawatan analgesik atau pereda rasa sakit. Hingga sisi lain, paynantheine bisa menciptakan efek menghilangkan rasa nyeri.