Dialami Singapore Airlines, Kenapa Turbulensi Pesawat Bisa Picu Kematian?


Jakarta

Pesawat Singapore Airlines rute London-Singapura dilaporkan terjun drastis yang memicu turbulensi parah. Kejadian ini memicu setidaknya puluhan orang dirawat Hingga Fasilitas Medis dan satu kematian.

Turbulensi tiba-tiba terjadi Hingga Cekungan Irrawaddy Hingga Myanmar Di 10 jam Sesudah penerbangan, kata maskapai tersebut. Pilot Mengungkapkan keadaan darurat medis dan mengalihkan pesawat Hingga Bangkok, katanya tanpa Memberi rincian Lebih Jelas.

Di bepergian Di pesawat, turbulensi udara sering terjadi. Hal ini biasanya tidak berbahaya, tapi Untuk Peristiwa Pidana yang jarang, bisa memicu kematian.


Kendati sebagian besar penumpang pernah Merasakan turbulensi ringan Sebelumnya Itu, turbulensi parah jarang terjadi. Beberapa angka menyebutkan jumlah penerbangan yang terkena dampak turbulensi parah adalah satu keberangkatan Untuk setiap 50.000 penerbangan, menurut laporan Hingga The Independent.

Turbulensi adalah pergerakan udara tidak teratur yang menyebabkan perubahan ketinggian atau sudut pesawat tidak menentu, yang terasa seperti bergelombang, berombak, atau terombang-ambing Untuk penumpang Hingga dalamnya. Turbulensiyang berlangsung Untuk waktu singkat dikategorikan berdasarkan tingkat intensitasnya: ringan, Lagi, dan berat.

Berbicara kepada CNN, Paul Williams, profesor ilmu atmosfer yang meneliti turbulensi menjelaskan Ke tingkat jelajah penerbangan, hanya Di 3 persen atmosfer yang Merasakan turbulensi ringan, Di 1 persen Merasakan turbulensi Lagi, dan sepersepuluh persen Merasakan turbulensi parah Ke waktu tertentu.

“Jenis yang terburuk adalah turbulensi yang parah: ini lebih kuat Untuk gravitasi, Supaya dapat membuat Anda terjepit Hingga tempat duduk dan jika Anda tidak mengenakan sabuk pengaman, Anda Akansegera terlempar Hingga Untuk kabin. Ini adalah jenis turbulensi yang menyebabkan Kerusakan serius – misalnya, diketahui dapat menyebabkan patah tulang,” kata dia.

Untuk sebuah laporan Untuk National Transportation Safety Board, mayoritas penumpang yang terluka parah akibat turbulensi tidak mengenakan sabuk pengaman, seringkali Lantaran mereka menggunakan kamar kecil atau berjalan mondar-mandir Hingga lorong. Hingga Di Itu Kerusakan dapat disebabkan Di jatuhnya bagasi Hingga atas kepala dan terbentur kepala orang, orang tersandung atau terlempar Hingga Sofa atau sisi kabin, atau gerobak Citarasa yang menabrak orang.

Federal Aviation Administration mendefinisikan Kerusakan serius sebagai Kerusakan yang memerlukan rawat inap Di lebih Untuk 48 jam, atau mengakibatkan “patah tulang, kerusakan otot atau tendon yang parah, kerusakan Ke organ Untuk, atau luka bakar tingkat dua atau tiga” yang terjadi akibat turbulensi.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Dialami Singapore Airlines, Kenapa Turbulensi Pesawat Bisa Picu Kematian?