Bisnis  

Pabrik Tekstil RI Bertumbangan, Tinggal Sisa Satu Hingga Jakarta Timur

Pabrik tekstil Hingga Jakarta terus bertumbangan hanya meninggalkan satu Hingga Ciracas, Jakarta Timur. FOTO/dok

JAKARTA – Untuk gelombang Ketidak Setujuan atas Permendag Nomor 8 Tahun 2024, para buruh dan pengusaha tekstil dan produk tekstil (TPT) berteriak serempak akibat gulung tikar berjamaah. Lima Untuk enam pabrik Hingga Jakarta hanya tersisa satu, yakni PT Century Textil atau PT Centex Hingga Ciracas, Jakarta Timur.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah Serikat Pekerja Nasional (SPN) Jakarta, Andre Nasrullah mengatakan meski satu-satunya pabrik tekstil yang bertahan, PT Centex beroperasi jauh Untuk kata layak. Dia menyebutkan mesin-mesin produksi tekstil sudah sebagian dimatikan.

“PT Centex itu perusahaan terbesar tekstil Hingga Jakarta, itu beroperasi Untuk tahun 80-an. Centex itu terbesar, kurang lebih 5-6 hektare, tapi sekarang mesin-mesinnya dimatiin, sebagian besar operasi mesinnya diberhentikan,” tutur Andre selepas orasi unjuk rasa Hingga Didepan Gedung Kemendag, Jakarta, Senin (8/7/2024).

Andre melanjutkan, Kebugaran para pekerjanya pun sudah mulai sebagian dirumahkan. Adapun pekerja yang tersisa yakni Antara 200 hingga 300 lebih, juga mulai dikurangi baik jam kerja maupun upahnya.

“Terakhir ini kemarin, jam kerja ya, jam kerja sudah dikurangin. Tapi saya rakor kemarin, laporan Untuk teman-teman bahwa perusahaan sudah meminta Bagi Mengurangi pekerjanya, Untuk total pekerja yang pertama kurang lebih 600, sekarang kalau tidak salah tinggal 200 lebih atau 300 lebih,” jelas Andre.

Andre pun menandaskan, situasi terkini pabrik Hingga PT Centex Terbaru, tak ada ubahnya Didalam tahapan yang terjadi Didalam pabrik-pabrik tekstil Sebelumnya.

“Tadinya jam kerja sampai Hingga hari Sabtu, Sabtu sekarang setengah hari, dan sekarang dihilangkan Sabtu, sampai Jumat. Jumat pun sekarang mau dipotong lagi, mau dikurangi sampai Kamis. Didalam upahnya juga, upah juga diminta Bagi dikurangi, tapi teman-teman lagi bertahan. Bertahannya artinya supaya perusahaan selamat, pekerja selamat,” jelas Andre.

Dia melanjutkan, lima Untuk enam perusahaan TPT tersebut memang sudah mulai tidak efektif beroperasi semenjak Penyebara Nmassal Covid-19. Tetapi demikian, Kebugaran ini diperparah Didalam adanya penerapan Permendag Nomor 8 Tahun 2024.

“Pabrik tekstil itu Sebelumnya kita ada enam. Karena Itu memang terhitung semenjak Covid ya. Nah, Untuk Kebugaran-Kebugaran seperti itu, kita ditekan lagi Didalam Permendag 08 ini kan. Perusahaan juga melihat bahwa Kebugaran Didalam Permendag 8 ini, wah kondisinya udah luar biasa nih, tekstil dan lain-lain ini,” ungkap Andre.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia Ekonomi & Usaha News: Pabrik Tekstil RI Bertumbangan, Tinggal Sisa Satu Hingga Jakarta Timur