Bisnis  

Kurs Matauang Nasional Menguat Hingga Rp16.240, Powell Singgung Pemangkasan Suku Bunga AS

Nilai Mata Uang (kurs) Kurs Matauang Nasional kembali ditutup menguat Di perdagangan hari ini, Rabu (10/7/2024). FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA – Nilai Mata Uang (kurs) Kurs Matauang Nasional Di perdagangan hari ini kembali ditutup menguat 10 Nilai atau 0,06 persen Hingga level Rp16.240 Setelahnya Sebelumnya Di Rp16.251 per Usd AS. Berdasarkan data Bloomberg, Kurs Matauang Nasional sempat dibuka Di level Rp16.290 per Usd AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, melemahnya Usd AS dipengaruhi Dari komentar Untuk Ketua Federal Reserve Jerome Powell memicu meningkatnya spekulasi mengenai kapan Pengatur Moneter Berencana mulai memangkas suku bunga, Setelahnya adanya perlambatan Di pasar tenaga kerja dan kemajuan Untuk menurunkan Ketidakstabilan Ekonomi.

“Tetapi Ketua Fed menegaskan kembali komitmen Pengatur Moneter Pada target Ketidakstabilan Ekonomi 2 persen, dan tidak Memberi petunjuk langsung kapan The Fed Berencana mulai menurunkan suku bunganya,” tulis Ibrahim Untuk risetnya, Rabu (10/7/2024).

Sambil sebagian besar pedagang mempertahankan taruhan mereka Di penurunan suku bunga Di bulan September, kesaksian Powell Merangsang peningkatan kehati-hatian menjelang data Ketidakstabilan Ekonomi indeks harga konsumen utama yang dirilis Di hari Kamis.

Angka tersebut diperkirakan Menunjukkan Ketidakstabilan Ekonomi Lebihterus menurun Di bulan Juni, Walaupun sedikit. Usd menemukan kekuatan Setelahnya kesaksian Powell. Ketua Fed juga Berencana Memberi kesaksian Di Di Dewan Perwakilan Rakyat Di hari Rabu nanti.

Di Asia, data Ketidakstabilan Ekonomi indeks harga produsen Jepang Menunjukkan bahwa Walaupun Ketidakstabilan Ekonomi pabrik Menimbulkan Kekhawatiran Di bulan Juni, Ketidakstabilan Ekonomi tersebut masih relatif lemah, Supaya menambah keraguan mengenai apakah Bank of Japan Berencana Memperoleh cukup dorongan Untuk terus melakukan pengetatan Aturan.

Ketidakstabilan Ekonomi CPI China menyusut Di bulan Juni, mencerminkan rendahnya kepercayaan konsumen Untuk berbelanja. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai seberapa besar Perawatan ekonomi yang sebenarnya Untuk berlangsung Di Bangsa ini. Tetapi Ketidakstabilan Ekonomi PPI China membaik, menyusut Di laju paling lambat Dari Februari 2023. Tetapi, disinflasi Tiongkok sebagian besar masih terjadi.

Untuk sentimen domestik, Bank Indonesia (Lembagakeuanganpusat) melaporkan Di Juni 2024 kinerja penjualan eceran diperkirakan Menimbulkan Kekhawatiran baik secara tahunan maupun secara bulanan. Hal tersebut tercermin Untuk Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2024 yang tercatat sebesar 232,8 atau secara tahunan tumbuh 4,4 persen year on year (yoy), Menimbulkan Kekhawatiran Untuk 2,1 persen yoy Di April 2024.

Meningkatnya penjualan eceran didorong Dari Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya sebesar 0,8 persen yoy, Subkelompok Sandang 5,6 persen yoy, serta Kelompok Konsumsi, Minuman, dan Tembakau 5,1 persen yoy.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia Ekonomi & Usaha News: Kurs Matauang Nasional Menguat Hingga Rp16.240, Powell Singgung Pemangkasan Suku Bunga AS