Bisnis  

Membaca Gaya Keselamatan Siber Perbankan Hingga Bawah Ancaman Serangan Ransomware

Terutama Hingga industri perbankan, jenis serangan siber kian beragam yang bisa menimbulkan kerugian financial yang tidak sedikit. Foto/Dok

JAKARTA – Ancaman serangan siber Lebih berkembang seiring Bersama kemajuan Ilmu Pengetahuan. Makin kompleks dan sulit Sebagai dideteksi. Terutama Hingga industri perbankan, jenis serangan siber kian beragam yang bisa menimbulkan kerugian financial yang tidak sedikit.

Seperti diungkapkan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Satu Jabodebek dan Banten, Roberto Akyuwen. Menurutnya, serangan siber Hingga industri perbankan Akansegera terjadi terus menerus dan Lebih canggih. Salah satu sasaran Untuk serangan siber perbankan Di ini adalah rantai suplai (supply chain attacks).

“Kalau dulu dia (serangan siber) lebih mendekati end user, atau core system bank. Sekarang, Lantaran kita terpapar Bersama banyak sistem. Ketika core banking system Meresahkan, biasanya kita tingkatkan kapasitasnya. Ini yang membuat kita lebih terekspose, mendatangkan risiko serangan siber,” ujar Roberto Untuk Talkshow dan Launching Bacaan bertema “Keselamatan Siber Bank” Hingga Universitas Trisakti, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Roberto menjelaskan, tujuan Untuk para pelaku kejahatan siber pun kini beragam. Ada yang hanya sekadar iseng dan ada juga yang masuk Hingga Untuk kategori kejahatan serius Untuk keuntungan Keuangan. Keuntungan tersebut digunakan Sebagai berbagai keperluan, seperti profit pribadi hingga biaya politik.

“Variasinya makin banyak. Ransomware pun dulu memang hanya duit, bayar selesai. Tapi sekarang mereka mau nunjukin bahwa mereka bisa mengganggu sistem suatu bank. Itu banyak kejadian begitu. Yang lebih parah lagi, sewaktu-waktu mereka bisa mampir ganggu lagi,” jelasnya.

Gaya Keselamatan Siber Perbankan

Dia melanjutkan, Untuk melawan serangan siber tersebut, memang ada konsekuensi yang harus ditanggung perbankan. Pasalnya, serangan siber Hingga sektor keuangan hampir tiga kali lebih banyak dibandingkan industri lainnya.

“Ada Gaya Keselamatan siber Sebagai menggambarkan tentang konsekuensi yang harus ditanggung Bersama suata lembaga jasa keuangan khususnya bank ketika berhadapan Bersama serangan siber,” ujar Roberto.

Kebocoran data, misalnya. Kata Roberto, hal tersebut menyebabkan peningkatan biaya yang sangat besar Untuk perbankan. Samping Itu, Sebagai mengimplementasikan dan mengelola infrastruktur Keselamatan siber, diperkirakan Akansegera Meresahkan lebih Untuk 40% Ke 2025.

Sesudah Itu, bank perlu Meningkatkan penggunaan biometrik dan token. Lantaran bank-bank mulai mengenalinya sebagai suatu solusi yang berguna Untuk pengendalian Keselamatan pembayaran.

“Para nasabah mulai menggunakan biometrik Sebagai Karya-Karya perbankan, seperti otentifikasi Ke mobile banking, melakukan transaksi Ke ATM, dan pembayaran,” jelasnya.

Hingga depannya, kata Roberto, nasabah juga Akansegera lebih memilih jalur digital. Sebagai itu, bank-bank perlu menyediakan pula otentifikasi dan proses pengendalian akses yang lebih canggih. “Tentunya hal tersebut tanpa mengorbankan Penghayatan nasabah,” tutup Roberto.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia Ekonomi & Usaha News: Membaca Gaya Keselamatan Siber Perbankan Hingga Bawah Ancaman Serangan Ransomware