Praktisi Medis RSUD Sulbar Meninggal usai Operasi 10 Pasien, IDI Sentil Minim Praktisi Medis Di Lokasi


Jakarta

Pengurus Besar Ikatan Praktisi Medis Indonesia (PB IDI) ikut berduka atas meninggalnya Praktisi Medis spesialis Di RSUD Sulawesi Barat (Sulbar) dr Helmiyadi Kuswardhana. Mendiang almarhum yang akrab disapa dr Helmi mengembuskan napas terakhirnya Di Rabu (10/7/2024) Setelahnya melakukan operasi Di 10 pasien Di satu hari Di RS.

Dirinya dinyatakan meninggal Sebab serangan jantung. Selain berpraktik, dr Helmi juga dikenal aktif Di media sosial TikTok yang rutin Menyediakan Pelatihan Kesejajaran.

“PB IDI Menyediakan Pengakuan Lencana Karya Bakti dan sekaligus mengusulkan kepada pemerintah Sebagai juga bisa Menyediakan Pengakuan kepada dr Helmi, Praktisi Medis yang tanpa pamrih telah melakukan pengorbanan terbesar Di menjalankan tugasnya,” tutur dr Adib Khumaidi, SpOT Ketua Umum PB IDI, Melewati keterangan tertulis yang diterima detikcom Sabtu (137/2024).


“Mendedikasikan hidup Sebagai menyelamatkan orang lain. Semoga Akansegera banyak muncul Praktisi Medis Helmi yang lain Sebagai melanjutkan perjuangan dan pengabdiannya Di Lokasi,” lanjutnya.

dr Adib menyebut Indonesia menjadi salah satu Bangsa Bersama rasio Praktisi Medis per pasien yang relatif masih rendah Di dunia yakni 0,4 per 1.000 penduduk. Masalah utama yang juga dihadapi adalah ketimpangan distribusi Praktisi Medis Supaya akses layanan Kesejajaran Di pedesaan dan Daerah terpencil kerap terbatas.

Belum lagi, menurutnya, minim peralatan medis, Terapi-obatan, dan infrastruktur yang masih jauh Di kata memadai. Walhasil, persoalan tersebut menghambat akses pelayanan Kesejajaran Untuk warga Di banyak Lokasi tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).

“Ini bukan hanya soal angka, ini masalah nyawa, hidup dan mati. Kurangnya Praktisi Medis Di Lokasi-Lokasi tertentu menyebabkan banyak Komunitas Indonesia tidak Memperoleh akses Di layanan Kesejajaran yang berkualitas, dan ini adalah masalah yang tidak bisa kita abaikan,” sebutnya.

“Kita juga Berusaha Mengatasi kekurangan peralatan medis, Terapi-obatan, dan infrastruktur. Fasilitas Kesejajaran Di Lokasi pedesaan seringkali kekurangan peralatan dasar, Supaya Praktisi Medis tidak dapat Menyediakan Penanganan yang memadai. Dan Di hal Terapi-obatan, banyak Terapi-obatan penting yang persediaannya terbatas, Supaya pasien tidak Memiliki akses Di Terapi yang mereka perlukan, Di Itu masalah kemampuan pembiayaan Melewati JKN-BPJS juga masih belum memadai,” lanjut dr Adib.

Malahan, ia menekankan masalah air bersih, listrik, dan sanitasi masih perlu diperhatikan Di banyak Lokasi lantaran jelas berdampak Di pekerjaan pelayanan Kesejajaran, yang dikhawatirkan tidak optimal.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Praktisi Medis RSUD Sulbar Meninggal usai Operasi 10 Pasien, IDI Sentil Minim Praktisi Medis Di Lokasi