Bisnis  

Perusahaan Vietnam Buka Suara Soal Dugaan Markup Beras Pembelian Barang Di Luar Negeri Bulog-Bapanas Rp2,7 Triliun

Perusahaan asal Vietnam, Tan Long Group (TLG) buka suara Yang Berhubungan Di keterlibatan Untuk dugaan markup beras Pembelian Barang Di Luar Negeri Perum Bulog dan Bapanas. FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA – Perusahaan asal Vietnam, Tan Long Group (TLG) buka suara Yang Berhubungan Di keterlibatan Untuk dugaan markup beras Pembelian Barang Di Luar Negeri Perum Bulog dan Badan Ketahanan Pangan Nasional (Bapanas). Permasalahan markup beras Pembelian Barang Di Luar Negeri 2,2 juta ton beras Bulog senilai Rp2,7 triliun tidak saja menghebohkan pemegang Keputusan Di Indonesia, tapi juga Di Vietnam Lantaran Peristiwa Pidana ini disebut-sebut melibatkan TLG.

Direktur Utama TLG, Truong Sy Ba mengklaim tidak pernah memenangkan tender atas Pembelian Barang Di Luar Negeri beras Bulog Dari 2023 lalu hingga Pada ini. “Untuk sejarah tender beras Bulog, Di tahun 2023 sampai sekarang, kami tidak pernah memenangkan tender langsung apapun Di Bulog,” ujar Truong Sy Ba Pada sesi wawancara Di media Vietnam CAFEF dikutip, Jumat (12/7/2024).

Dia mengatakan paket tender 22 Mei yang diumumkan Bulog, Di mana Lộc Trời dan anak perusahaannya berencana Sebagai menawarkan 100.000 ton beras, Akan Tetapi Akan Tetapi Tan Long menawar Di harga USD15 per ton lebih tinggi, Agar tidak memenangkan tender.

“Di bulan Mei, kami pernah menawarkan penjualan 100.000 ton beras Di harga USD538 per ton, harga FOB. Akan Tetapi, dibandingkan Di harga Di perusahaan Lộc Trời, harga Di TLG lebih tinggi Agar kami tidak Karena Itu ikut,” paparnya.

Menurutnya, Indonesia membeli beras Lewat tender Bulog dan membeli Di harga CNF bukan harga FOB, dan harga CNF Di perusahaan Lộc Trời, Thuận Minh, Quang Phát Disekitar USD568 per ton atau Di harga FOB Disekitar USD530 per ton, lebih rendah Di penawaran TLG sebesar USD538 per ton. “Harga FOB kami lebih tinggi USD5-8 per ton,” beber dia.

Penjelasan Tan Long Group sekaligus merespon Permasalahan markup beras Pembelian Barang Di Luar Negeri Bulog. Disisi lain, ada ditakutkan bila Permasalahan markup beras bisa berdampak Di kelancaran pembelian beras Indonesia Di Vietnam hingga akhir tahun 2024. Justru mempengaruhi hubungan bilateral perdagangan kedua Bangsa.

Sambil, Direktur Transformasi dan Hubungan Antar Lembaga Bulog, Sonya Mamoriska mengatakan, pihaknya Merasakan penugasan Sebagai mengimpor beras sebesar 3,6 juta ton sepanjang tahun ini. Di periode Januari-Mei 2024, jumlah Pembelian Barang Di Luar Negeri sudah mencapai 2,2 juta ton. Pembelian Barang Di Luar Negeri dilakukan Bulog secara berkala Di melihat neraca perberasan nasional dan mengutamakan penyerapan beras dan gabah Untuk negeri.

Adapun, hingga akhir Juni BUMN Ketahanan Pangan ini sudah menyerap 800.000 ton beras Untuk negeri dan optimis bisa mencapai 1 juta ton, sesuai target yang telah ditetapkan.

“Kami terus menjaga komitmen Sebagai tetap menjadi pemimpin rantai pasok Ketahanan Pangan yang tepercaya Agar bisa berkontribusi lebih Bagi Keadaan Komunitas Indonesia dan hal ini tentunya sesuai Di Hingga-4 visi transformasi kami yaitu kepemimpinan, kepercayaan, pelayanan terbaik dan Keadaan Komunitas,” ucapnya.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia Ekonomi & Usaha News: Perusahaan Vietnam Buka Suara Soal Dugaan Markup Beras Pembelian Barang Di Luar Negeri Bulog-Bapanas Rp2,7 Triliun