Afrika Selatan Laporkan Kematian Pertama Akibat Cacar Monyet ‘Mpox’

Jakarta –

Pria berusia 37 tahun menjadi orang pertama Hingga Afrika Selatan yang mencatat kematian akibat mpox atau cacar monyet Setelahnya lima Peristiwa Pidana Hukum Penyakit Menyebar Patogen yang dikonfirmasi laboratorium tercatat Di sebulan terakhir.

Pejabat Tingginegara Kesejaganan Afrika Selatan, Joe Phaahla mengatakan pria tersebut meninggal Pada Di dirawat Hingga Puskesmas Tembisa Ke Senin. Diketahui, Afrika Selatan mencatat lima Peristiwa Pidana Hukum mpox Ke tahun 2022 dan tidak ada kematian, dan tidak ada Peristiwa Pidana Hukum Ke tahun 2023 menurut laporan Kementerian Kesejaganan setempat.

“Satu kematian sudah terlalu banyak, terutama akibat Gangguan yang bisa dicegah dan ditangani seperti mpox,” katanya Phaahla, dikutip Bersama Reuters, Kamis (13/6/2024).

Mpox, yang menyebabkan Tanda mirip flu dan lesi berisi nanah, menyebar Melewati kontak fisik yang Didekat. Kebanyakan kasusnya ringan Akan Tetapi bisa mematikan.

Lima Peristiwa Pidana Hukum mpox yang terkonfirmasi Hingga Afrika Selatan Di bulan Mei dan Juni, kata Phaahla, terjadi Ke pria berusia 30 hingga 39 tahun yang tidak Memperoleh riwayat perjalanan Hingga Negeri-Negeri yang Merasakan wabah ini. Hal ini Menunjukkan adanya penularan lokal.

Phaahla mengatakan kelima Peristiwa Pidana Hukum tersebut tergolong parah dan memerlukan rawat inap. Dua Bersama pasien tersebut sampai Pada ini masih dirawat Hingga Puskesmas.

“Peristiwa Pidana Hukum-Peristiwa Pidana Hukum tersebut Memperoleh Gangguan penyerta dan telah diidentifikasi sebagai Pertumbuhan Kunci, yaitu laki-laki yang berhubungan seks Bersama laki-laki,” katanya.

Bersama lima Peristiwa Pidana Hukum yang ditemukan, tiga pasien diketahui terpapar strain Patogen mpox clade IIb, yang mulai menyebar secara Dunia Ke tahun 2022.

Mpox pertama kali terdeteksi Ke manusia Hingga Republik Demokratik Kongo Ke tahun 1970, dan Kongo menyumbang lebih Bersama 99 persen Peristiwa Pidana Hukum mpox yang dilaporkan Hingga Afrika Ke bulan April, menurut Organisasi Kesejaganan Dunia (WHO).