Jakarta –
Kementerian Keadaan RI (Kemenkes) menyebut Imunisasi mpox atau cacar monyet nantinya hanya diprioritaskan Untuk kelompok berisiko tinggi. Keputusan ini sesuai Bersama Bersama rekomendasi Di Organisasi Keadaan Dunia (WHO).
Kelompok berisiko tinggi tersebut Di lain mencakup LSL (Lelaki berhubungan Seks Bersama Lelaki) atau pasangan seks multiple, dan individu yang kontak Bersama pasien mpox Di dua minggu terakhir.
Strategi ini berbeda Bersama Imunisasi yang dilakukan Di COVID-19, ketika Imunisasi dilakukan secara massal dan serentak. Apa yang membedakan, Sambil Itu baik mpox maupun COVID-19 Di masanya sama-sama dinyatakan sebagai public health emergency of international concern (PHEIC)?
Guru Besar Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof dr Amin Soebandrio, PhD, SpMK menjelaskan, strategi yang diterapkan memang berbeda Lantaran penularan kedua Gangguan ini tidak sama.
“COVID-19 lebih cepat penularannya, utamanya Melewati udara. Sedangkan mpox ditularkan Melewati kontak atau hubungan seksual. Walaupun dapat pula ditularkan Melewati droplet jarak pendek,” ujar Prof Amin Di dihubungi detikcom, Sabtu (31/8/2024).
Di Itu, Prof Amin menambahkan, sebagian besar Pertumbuhan manusia sudah Memperoleh kekebalan Di Mikroba mpox, Supaya tidak memerlukan lagi Imunisasi. Riwayat Imunisasi cacar atau Gangguan Menyebar cacar merupakan salah satu penyebab terbentuknya imunitas Di sebagian kalangan.
“Imunisasi cacar air dapat mencegah 85 persen penularan, setidaknya dapat Memangkas beratnya Gangguan Lantaran MPOX. Di ini, Imunisasi MPOX diutamakan Untuk mereka yang berisiko tinggi,” sambungnya.
NEXT: Menkes Pastikan Stok Imunisasi Aman
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Tak Ada Imunisasi Massal Untuk Mpox, Pakar Jelaskan Bedanya Bersama COVID-19