Bisnis  

Upaya Wilmar Ikut Lindungi Lanskap Aceh Pada Selatan

Wilmar Mengadakan Lokakarya Ke 15 Mei 2024 Di Subulussalam, Aceh. FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTAWilmar telah menerapkan Keputusan Tanpa Deforestasi, Gambut, dan Eksploitasi (No Deforestation, Peat and Exploitation/ NDPE) kepada seluruh pemasok tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang berada Di Aceh Pada Selatan. Langkah tersebut dilakukan sebagai upaya mendukung perlindungan Kawasan Konservasi Rawa Singkil yang menjadi Pada Daerah tersebut.

Supplier and Engagement Lead Wilmar Surya Purnama menjelaskan, pihaknya telah memastikan penerapakan NDPE telah dilakukan Dari seluruh rantai pasok perusahaan, termasuk yang berada Di Aceh Pada Selatan. Sejumlah upaya yang telah dilakukan, yaitu pendampingan dan peningkatan kapasitas perusahaan Untuk penerapan NDPE dan kemapuan-telusuran, pendataan kebun petani, dan engagement Bersama stakeholder.

“Lansekap Aceh Pada selatan ini Memperoleh banyak petani swadaya, dan Untuk hasil assessment yang kami lakukan Sebelum tahun 2021, perlu adanya pendampingan Di para petani swadaya agar mereka dapat menerapkan Good Agriculture Practices (GAP),” ujar Surya Melewati siaran pers, Rabu (22/5/2024).

Surya mengatakan, pihaknya telah melakukan pendekatan Bersama pihak-pihak yang relevan, seperti pemasok TBS, institusi pemerintah, LSM lokal, pakar teknis, dan platform multipihak lainnya. Salah satu kegiatan yang dilakukan Dari Wilmar adalah pelaksanaan Lokakarya (Workshop) Ke 15 Mei 2024 Di Subulussalam, Aceh.

Lokakarya itu menjadi Pada Sebagai membangun dialog dan keterlibatan pemangku kepentingan Di Lanskap Aceh Pada Selatan. Selain Wilmar, kegiatan tersebut juga digelar Dari Golden Agri Resouces dan Musim Mas, sebagai stakeholder yang juga Memperoleh rantai pasok Di lansekap ini.

Hingga Di ini, Wilmar telah melakukan pendampingan petani swadaya Di beberapa provinsi, seperti Riau, Jambi, Sumatera Utara dan Kalimantan Barat. “Melewati Inisiatif Petani Swadaya, kami terus bekerja sama Bersama petani pemasok Untuk menemukan langkah-langkah Sebagai Memperbaiki praktik perkebunan yang sesuai Bersama Standar Ketahanan Internasional dan Memperbaiki hasil produksi petani,” kata Surya.

Untuk kesempatan tersebut, Kepala Seksi Daerah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh Hadi Sofyan mengapresiasi kolaborasi perusahaan Untuk membantu pemerintah mewujudkan proteksi Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil. Kawasan konservasi seluas lebih Untuk 80 ribu hektare (ha), telah menjadi habitat Untuk berbagai jenis satwa dilindungi, seperti Harimau Sumatera, Orangutan Sumatera, dan berbagai jenis burung.

Keberadaan SM Rawa Singkil terancam Bersama Kegiatan pembukaan lahan Sebagai perkebunan sawit. Peran sektor swasta sangat penting Sebagai memastikan rantai pasok mereka, tidak berasal Untuk kawasan tersebut. “BKSDA juga telah Melakukanupaya keras melakukan proteksi Melewati berbagai kegiatan, seperti patroli, restorasi, dan penegakan hukum,” kata Hadi.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia Ekonomi & Usaha News: Upaya Wilmar Ikut Lindungi Lanskap Aceh Pada Selatan