Penyelidikan Tindak Kejahatan Vina Cirebon Cenderung Cari Pengakuan Pakai Tindak Kekerasan

loading…

Psikolog Forensik Reza Indragiri menuturkan penyelidikan Tindak Kejahatan Vina Cirebon cenderung mencari pengakuan Untuk menyusun fakta-fakta Bersama menggunakan Tindak Kekerasan. Foto: iNews TV

JAKARTA – Psikolog Forensik Reza Indragiri menuturkan penyelidikan Tindak Kejahatan Vina Cirebon cenderung mencari pengakuan Untuk menyusun fakta-fakta Bersama menggunakan Tindak Kekerasan. Itu ditandai Pada dia Menyaksikan foto 6 pelaku yang Putaran belur.

Setelahnya Itu, dikuatkan terpidana anak bernama Saka yang mengaku Menyaksikan perlakuan sadis Pada menjalani pemeriksaan.

“Pertama, saya melihat foto 6 orang Untuk Kepuasan Putaran belur Ke muka. Saya juga berkesempatan berkomunikasi Bersama terpidana anak yang sekarang sudah bebas yaitu Saka yang juga bercerita Ke saya bagaimana mereka Menyambut perlakuan luar biasa sadis ketika dia menjalani pemeriksaan,” ujar Reza Untuk Inisiatif Rakyat Bersuara yang ditayangkan iNews TV, Selasa (21/5/2024).

Reza Menyediakan kritiknya Di otoritas penegakan hukum yang menyimpulkan fakta lewat mengorek pengakuan, kesaksian hingga keterangan daya ingat manusia. Sebab, Untuk psikolog forensik, hal yang merusak proses penegakan hukum dan pengungkapan fakta justru adalah ingatan manusia.

“Lantaran ingatan manusia mudah terfragmentasi dan mudah terdistorsi baik atas keinginan si terperiksa yang secara sukarela mengubah keterangan atau Lantaran pengaruh luar entah itu iming-iming, entah itu penyiksaan,” katanya.

Apalagi, terdapat pelaku yang mencabut keterangan Ke berkas Peristiwa pemeriksaan (BAP). Terjadinya hal tersebut memperkuat bahwa dugaan mencari fakta Untuk Tindak Kejahatan Vina ini hanya mengandalkan keterangan daya ingat manusia atau keterangan buah hasil Untuk penyiksaan.

“Karena Itu ketika ada proses pemeriksaan yang berujung Ke BAP Setelahnya Itu BAP-nya dicabut Ke Setelahnya Itu hari ini memperkuat kekhawatiran saya bahwa jangan-jangan sudah terjadi proses penegakan hukum yang terlalu mengandalkan Ke mencari pengakuan atau keterangan yang sifatnya abusive, itu loop hole pertama,” ungkap Reza.

Lantaran itulah, penting juga Untuk mempertanyakan kembali benar atau tidaknya Kejahatan Keji dan pemerkosaan itu benar terjadi. Menurut dia, hal itu Untuk memastikan tindak pidana secara tuntas yakni dilakukannya eksaminasi.

“Lantaran itulah berangkat Untuk tiga loop hole tersebut saya rumuskan dua pertanyaan yang saya rekomendasikan sebagai bahan Untuk eksaminasi. Pertama sekali lagi benarkah terjadi pemerkosaan, benarkah terjadi Kejahatan Keji?” katanya.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia Ekonomi & Usaha News: Penyelidikan Tindak Kejahatan Vina Cirebon Cenderung Cari Pengakuan Pakai Tindak Kekerasan