Alasan Haru Ke Balik Pasutri Putuskan Suntik Mati, Meninggal Disaksikan Anak

Jakarta

Peringatan: Artikel ini berisi diskusi tentang kematian Di Pemberian yang Mungkin Saja bisa menjadi trigger sebagian pembaca.

Pasangan suami istri Ke Belanda memilih mengakhiri hidup mereka Lewat duo-euthanasia atau suntik mati. Jan Faber (70) dan Els van Leeningen (71) ini hidup Di masalah Kesejaganan yang tak kunjung membaik.

Perlu diketahui, Ke Belanda, euthanasia dan bunuh diri Di Pemberian adalah sah jika seseorang mengajukan permintaan sukarela, dan penderitaan mereka, baik fisik maupun psikologis, dinilai Di Ahli Kepuasan sebagai ‘tak tertahankan’, dan tidak ada prospek perbaikan.


Setiap orang yang meminta Pemberian kematian dinilai Di dua Ahli Kepuasan, dan Ahli Kepuasan kedua memeriksa evaluasi yang dilakukan Di Ahli Kepuasan pertama.

Alasan Jan dan Els Pilih Jalani Duo-euthanasia

Jan menderita sakit punggung yang parah Lantaran pekerjaan yang berat. Meski sudah menjalani operasi Di tahun 2003, kondisinya tidak juga membaik.

Sang istri, Els, telah Menunjukkan tanda-tanda awal demensia hingga harus pensiun Di mengajar Ke tahun 2018. Ia resmi didiagnosis Gangguan tersebut Di tahun 2022 dan kondisinya terus memburuk.

Pasangan itu membuat keputusan Bagi melakukan duo-euthanasia Sebelumnya Kepuasan demensia Els Lebihterus memburuk. Jika itu terjadi, ia Mungkin Saja Disorot tidak mempunyai kapasitas Bagi memutuskan sendiri bahwa ia ingin mati.

“Kalau banyak minum Terapi, kamu hidup seperti zombie. Di Sebab Itu, Di rasa sakit yang saya alami, dan Gangguan Els, saya pikir kita harus menghentikan ini,” kata Jan yang dikutip Di laman People.

“Saya sudah menjalani hidup saya dan tidak ingin sakit lagi. Kehidupan yang kita jalani, kita Lebihterus tua. KIta pikir itu harus dihentikan, tidak ada solusi lain,” tutur Els.

Putra mereka, yang meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan itu adalah hari yang sulit untuknya. Kejadian itu berlangsung Di cepat dan kedua orang tuanya meninggal hanya Di hitungan menit.

“Saya ingat kami Di makan malam Ke malam hari, dan saya meneteskan air mata Di melihat kami semua makan malam terakhir bersama,” ungkap dia.

“Setengah jam terakhir sangat sulit. Para Ahli Kepuasan tiba dan semuanya terjadi Di cepat. Mereka mengikuti prosedurnya, dan itu hanya Di hitungan menit,” sambungnya.

Ahli Kepuasan Memberi Terapi euthanasia Di Jan dan Els Di 3 Juni 2024. Pasangan tersebut meninggal bersama Ke Fasilitas Medis setempat.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Alasan Haru Ke Balik Pasutri Putuskan Suntik Mati, Meninggal Disaksikan Anak